26 Desember 2010

Eropa Tanpa Perayaan Natal ?

   
   Seluruh daratan Eropa ditutupi salju. Cuaca yang sangat ekstrim, bahkan sampai suhu udara mencapai minus 10-20 derajat celsius, beberapa negara mengalami titik beku. Tidak banyak orang berpergian. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah-rumah mereka dengan alat pemanas.
Toko yang sudah mempersiapkan barang-barang untuk keperluan Natal, merugi, karena sepinya pengunjung. Karena cuaca yang sangat ekstrim, di mana turun hujan salju yang lebat dan terus-menerus. Sehingga, menyebabkan daratan Eropa menjadi tertutup salju.

  Semua bandara di Eropa menghadapi penumpukkan salju. Sehingga, landasan pacu yang ada tak dapat digunakan melakukan take of dan pendaratan. Maka hampir semua bandara utama di Eropa menghentikan operasi penerbangan. Ratusan ribu orang menumpuk di bandara-bandara, tak dapat melakukan berpergian menjelang Natal.
 
  Kereta api pun tak beroperasi karena rel-rel kereta api, yang ada di daratan Eropa, tertutup salju tebal. Eropa benar-benar lumpuh total. Tak ada aktifitas yang dapat dilakukan rakyat di zone Eropa, terutama mereka yang ingin berlibur dan merayakan Natal tahun ini. Ini benar-benar kejadian yang sangat tidak menyenangkan bagi mereka.

  Sekalipun dengan sangat terpaksa di Essen, Jerman bagian barat, kereta terpaksa dijalankan untuk mengangkut para penumpang pesawat di bandara, yang tidak dapat keluar akibat terejebak salju. Perlahan-lahan para penumpang pesawat itu diangkut oleh kereta, keluar dari bandara Essen.
Sampai hari ini masih ribuan penumpang tidak dapat meninggalkan bandara, karena salju yang beku, ini benar-benar kesedihan bagi mereka, yang ingin berlibur dan kembali ke kampung halaman mereka.

  Para operator bandara berusaha menangani krisis yang sekarang ini dihadapinya dengan dibantu oleh Komisi Eropa. Para pejabat di Bandara Heathrow menolak tawaran Angkatan Darat Inggris, yang akan membantu mereka. Sejak Sabtu lalu, turun salju setebal 12,7 cm, menyebabkan bandara Heathrow tidak dapat menerbangkan ribuan penumpang. Penundaan penerbangan di bandara Heathrow telah mempunyai dampak bagi penerbangan di seluruh Eropa.

   Para pejabat penerbangan di Dublin, Irlandia, mengatakan bandara  ditutup, sampai hari Rabu, siang ini.
Sementara itu, di bandara internasional Frankfurt, 550 penerbangan telah dibatalkan. Rencananya bandara internasional terbesar di Jerman itu, merencanakan 1,300 penerbangan. Semuanya akibat cuaca yang buruk pesawat udara tidak dioperasikan. Otoritas bandara Frankfurt mendirikan tenda yang digunakan bagi para penumpang, yang masih bertahan di area bandara, hingga kini.

   Perusahaan penerbangan Perancis Air France membatalkan penerbangan, dan gagal menerbangkan 5,000 penumpang, yang akan bertolak ke London. Sampai sekarang masih sekitar 4,000 penumpang yang gagal melanjutkan perjalanan mereka ke London, menurut Le Monde. Bandara Charles de Gaule praktis ditutup, karena lebatnya hujan salju. Perusahaan penerbangan Swedia, SAS, berhenti beroperasi. "Ini adalah musim salju yang terburuk", ujar Elisabeth Manzi, pejabat SAS.

    Sementara jalur kereta api juga bermasalah akibat turunnya salju tebal. "Komisi Eropa mengatakan sangat prihatin dengan gangguan yang disebabkan oleh salju parah".
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan merasa "frustrasi", kerena tidak dapat beroperasinya Heathrow, akibat salju. "Dapat dimengerti Heathrow kalau bandara ini ditutup sementara waktu, tetapi saya frustrasi, akibat dampak situasi yang terlalu lama ini". ujar Cameron.
Di dalam terminal bandara Heathrow banyak penumpang yang menghabiskan beberapa hari, menunggu jadwal penerbangan, dan mereka mulai marah.. Beberapa sedang ditampung di tenda-tenda di pinggir terminal. "Ini gila", ujar Candi yang ingin bepergian ke Santa Fe, New Mexico.

    Hujan salju masih akan turun sampai Natal. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Di mana hujan salju yang begitu parah. Mungkin pernah terjadi di tahun 1636. Salju turun menutupi Eropa, dan dengan suhu minus.

21 Desember 2010

KEMEGAHAN MENARA JAM DI KOTA MEKAH AL MUKARROMAH



Supremasi standar waktu internasional Greenwich Mean Time kini mendapat tantangan dari jam raksasa yang dibangun di Mekkah. Pemerintah Arab Saudi berharap jam Menara Mekkah ini menjadi acuan 1,5 miliar muslim di dunia.

Jam Menara Mekkah ini mulai berdetak pada Kamis ini, 12 Agusutus 2010, bersamaan dengan mulainya bulan Ramadan.

Menara Jam Mekkah ini sangat mirip dengan BigBen. Jam ini bisa dilihat dari empat arah. Jam ini lebarnya 45 meter ini akan diterangi dua juta lampu LED. Pada jam itu ada tulisan Arab besar "Dengan nama Allah." Jam ini akan beroperasi dengan standar sendiri yakni Saudi Standar Waktu atau tiga jam lebih dulu ketimbang GMT.

Jamnya sendiri ada di sebuah menara dengan puncaknya terdapat lengkungan bulan sabit sebagai lambang Islam. Menara ini akan dibangun setinggi 600 meter dan akan menjadi bangunan tertinggi kedua di dunia.

Dari soal tinggi, Menara Jam Mekkah ini akan mengalahkan Big Ben. Big Ben tingginya cuma 94,8 meter dengan lebar 6,9 meter.

Keunikan Menara Jam Mekah lainnya adalah setiap datang waktu salat, 21 ribu lampu hijau dan putih akan berpendar-pendar. Ini tanda untuk mengingatkan kaum muslimin untuk salat. Lampu ini bisa dilihat dari jarak 18 mil atau 28,8 kilometer.

Pendirian Menara Jam Mekkah ini juga bertujuan agar Mekkah menjadi patokan waktu dunia. Selama 125 tahun ini, dunia internasional hanya mengenal satu standar waktu yakni jam yang dihitung dari bujur 0 derajat yang melewati Observatorium Greenwich. Standar inilah yang ingin ditantang Mekkah.

Menurut ulama Mesir Yusuf Qardawi, Mekkah lebih tepat ditetapkan menjadi poros bumi. Dalam talkshow Syariah dan Kehidupan, Yusuf menegaskan bahwa Mekkah adalah meridian utama dan menjadi "titik keselarasan magnetis sempurna".

Dia mengklaim kota suci Mekkah adalah "nol zona magnet". Data ini dikuatkan oleh beberapa temuan ilmuwan Arab seperti Abdul Basyit dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan bahwa tidak ada gaya magnet di Mekkah.

"Itu sebabnya jika seseorang tinggal di sana atau melakukan perjalanan di sana, orang akan lebih sehat karena tak dipengaruhi magnet bumi," katanya seperti dikutip Telegraph.

Ilmuwan Barat menetang pernyataan tersebt. Mereka mencatat bahwa magnet Kutub Utara adalah fakta. Gaya itu melintasi garis bujur Kanada, Amerika Serikat, Meksiko dan Antartika.

Kompleks Abraj Al-Bait yang menopang jam raksasa itu berada di jalanan dari pintu selatan Masjidilharam, masjid suci umat Islam. Kompleks itu terdiri atas enam gedung yang memiliki 42 hingga 48 lantai.


Kompleks tersebut memiliki 3.000 kamar hotel dan apartemen, ditambah lima gedung pusat perbelanjaan serta 1,5 juta meter persegi untuk lobi. Arsitek dan perusahaan konstruksi yang membangun gedung tersebut sama dengan yang mendesain terminal tiga bandara internasional di Dubai. Kompleks ini memiliki tiga hotel papan atas, yakni the Fairmont, Raffles, dan Swiss Hotel.
Di sini juga terdapat apartemen mewah, sebagian besar didesain agar mampu melihat langsung Masjidilharam. Kompleks menara ini dibangun oleh pengembang Bin Laden Group. Proyek itu merupakan bagian dari rencana Pemerintah Saudi untuk mengembangkan Makkah agar mampu menampung 10 juta jamaah haji tiap tahunnya. Saat ini Makkah hanya mampu menampung 3 juta jamaah haji.
Pada musim haji, menurut arsitek Dar Al-Handasah, kompleks tersebut mampu menampung 65.000 jamaah haji. Nantinya akan disediakan elevator bagi pengunjung yang ingin melihat balkon jam tersebut. Kemudian ada juga observatorium astronomi dan museum Islam.
Menurut Kementerian Agama Saudi, keseluruhan proyek jam raksasa menelan biaya USD800 juta. "Pembangunan jam terbesar di dunia itu berada di zona paling suci di dunia, impian umat Islam yang terwujud," ujar Atif Felmban, penduduk Makkah.